Tuesday, November 05, 2019

Download EcoStruxure™ Control Expert

EcoStruxure™ Control Expert

IEC Programming Software for Modicon PACs
EcoStruxure Control Expert (formerly known as Unity Pro) is a unique software platform to increase design productivity and performance of your Modicon M340, M580 and M580 Safety, Momentum, Premium, Quantum applications.

Ecostruxure Control Expert V14.0 Installation file


Link dowload software :








Share:

SoMove

SoMove

Setup software for motor control devices for PCs

SoMove is the user-friendly setup software for PCs designed to configure Schneider Electric on motor control devices

Product Ranges:
Lexium 32 & Motors, Altivar 31, Altivar 31C, Altistart 22, Altivar 61 Plus-LH, Altivar 32, Altistart 48, Altivar Process ATV900, Tesys T, Altivar 71 Plus, Altivar 212, Altivar 61Q, Altivar Machine ATV320, Altivar 71, Altivar Process ATV600, Altivar 61 Plus, Altivar 12, Altivar Machine ATV340, Altivar Lift, Altivar 312, Altivar 71 Plus-LH, SoMove, Lexium 32i, TeSys U, Altivar 61, Altivar 71Q, Altivar Process ATV6000.





Share:

Monday, November 04, 2019

EcoStruxure Augmented Operator Advisor Builder


EcoStruxure™ Augmented Operator Advisor

Manfaat

- Mengurangi downtime - Membuka pintu panel listrik secara virtual
- Mempercepat operasional dan perawatan - Temukan informasi lebih cepat dengan akses langsung di lapangan ke data real-time, penggunaan manual, instruksi, diagram, dan lain sebagainya.
- Mengurangi kegagalan karena faktor manusia - Menunjukkan peralatan yang tepat dan memberikan arahan kepada operator secara bertahap agar dapat menyelesaikan prosedur perawatan.

Aplikasi

- Pertambangan, Mineral & Logam
- Air dan Limbah
- Makanan & Minuman
- Infrastruktur
- Aplikasi dapat digunakan pada bidang industri lain

Unduhan

- Akses perangkat lunak terkait proyek bangunan
- Unduh perangkat lunak terkait pelaksanaan proyek
- Unduh apalikasi untuk tablet Windows

Click for download AOA software

https://app.schneider-electric.com/ecostruxure-augmented-operator-advisor

Share:

EcoStruxure™ Operator Terminal Expert

EcoStruxure™ Operator Terminal Expert
Configuration software for Harmony ranges supporting gestures and UI designs

EcoStruxure™ Operator Terminal Expert (formerly known as Vijeo XD) configuration software enables you to create and edit application Harmony HMIs and iPCs screens



Click for Download :

https://www.schneider-electric.com/en/product-range-download/62621-ecostruxure%E2%84%A2-operator-terminal-expert/#/software-firmware-tab
Share:

Wednesday, July 31, 2019

VOLTAGE SWELL

  1. Definisi Voltage swell

Voltage swell merupakan suatu fenomena kenaikan tegangan rms dari nilai nominalnya yang terjadi dalam waktu yang singkat, sekitar 10 ms sampai beberapa detik. IEC 61000-4-30 mendefinisikan voltage swell sebagai kenaikan besar tegangan sementara pada titik diatas nilai threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard 1159-1995, voltage swell merupakan variasi tegangan rms dengan besar antara 110% sampai 180% dari tegangan nominal dan berlangsung selama 0,5 siklus sampai satu menit. Gambar berikut menunjukkan gelombang tegangan saat terjadi voltage swell dengan besar 1.2 pu dan berlangsung selama 0,12 detik.

Gambar 2.2. Contoh Bentuk Gelombang Saat Terjadi Voltage swell
  1. Karakteristik Voltage swell

Karakteristik dari voltage swell dapat dilihat pada Gambar 3 untuk gelombang tegangan yang ideal (sinusoidal murni, tanpa harmonik)

Gambar 2.3. Karakteristik Voltage swell
Voltage swell dicirikan dengan besarnya swell (tegangan saat terjadi fault) dan durasinya. Besarnya swell ditentukan oleh jarak terjadinya fault dan durasinya bergantung pada waktu penghilangan fault.
  • Swell magnitude
Merupakan tegangan rms total saal fault terjadi, yang dinyatakan dalam persen atau dalam nilai per-unit dari tegangan nominalnya.
  • Swell Duration
Durasi swell merupakan waktu saat tegangan menjadi tinggi, biasanya kurang dari 1 detik. Durasi swell bergantung pada peralatan proteksi arus lebih dan seberapa lama arus faultdiperbolehkan untuk mengalir. Ada banyak jenis peralatan yang digunakan untuk menghilangkan fault dan masing-masing mempunyai waktu absolut minimum untuk menghilangkan fault.
  • Phase angle jump
Fault yang terjadi pada sistem tenaga listrik tidak hanya menyebabkan turunnya besar tegangan, tapi juga menyebabkan perubahan pada sudut fasa tegangan. Phase angle jump (yaitu perbedaan sudut fasa selama terjadi swell dan sebelum terjadiswell) dapat dihitung dari nilai tegangan kompleks Vswell.
  1. Model Matematis untuk Menghitung Voltage swell

Berdasarkan referensi yang didapat, ada dua model matematika yang digunakan untuk menghitung besarnya voltage swell, model pertama yang mengabaikan besarnya arus beban, dan model kedua yang memperhitungkan arus beban.
Model pertama : arus beban diabaikan
Besarnya voltage swell dapat dinyatakan dalam model pembagian tegangan (voltage divider) sebagaimana yang tergambar pada gambar berikut:

Gambar 2.4. Model Pembagian Tegangan Saat Terjadi Voltage swell
Dengan mengabaikan arus beban, tegangan swell,
Vswell, dapat dinyatakan sebagai:

Dimana Zs merepresentasikan impedansi sumber pada point of common coupling (PCC) dan Zf merepresentasikan impedansi diantara PCC sampai ke lokasi terjadinya fault. Pada titik terjadinya fault, tegangan bernilai mendekati nol. Oleh karena itu, impedansi Zs dan Zf menentukan besarnya voltage swell, sedangkan durasi terjadinya voltage swell ditentukan oleh waktu penghilangan fault alat proteksi. Dari persamaan di atas, terlihat bahwa jika fault terjadi di dekat PCC, akan menyebabkan voltage swell yang terjadi semakin dalam.
Model kedua : Memperhitungkan arus beban
Dengan memperhatikan Gambar 2.5, pada kondisi normal (tidak terjadi fault), arus yang mengalir menuju beban A dan beban B bernilai sama (beban seimbang). Ketika terjadi fault pada feeder 1, arus yang sangat besar akan mengalir menuju feeder 1. Sehingga, berdasarkan pada hukum Kirchhoff, aliran arus menujufeeder 2 akan berkurang. Sebagai akibatnya, tegangan padafeeder 2 juga akan turun. Penurunan tegangan ini kemudian didefinisikan sebagai voltage swell.

Gambar 2.5. Perhitungan Voltage swell
Jika diasumsikan:
Beban A        = ZLOAD_A
Beban B         = ZLOAD_B
Reaktansi feeder 1    = x1
Reaktansi feeder 2    = x2
Arus dari sumber    = I
Arus pada feeder 1    = I1
Arus pada feeder 2    = I2
Sehingga     I = I1 + I2
Pada kondisi normal (tidak terjadi fault)

Ketika fault terjadi pada feeder 1 karena hubung singkat, arus yang sangat besar akan mengalir melalui feeder 1 begitu pula arus sumber I. Pada saat ini, tegangan pada feeder 2 menjadi turun karena peningkatan voltage drop pada reaktansi xs yang pada akhirnya menyebabkan swell terjadi.
 (Ketika fault terjadi)
Sehingga:

dan nilai V2 menjadi lebih kecil dari nilai nominalnya (voltage swell)
  1. Metode Deteksi Tegangan

Deteksi tegangan sangat diperlukan karena dapat menentukan unjuk kerja dinamik dari regulator voltage swell. Oleh karena itu, deteksi tegangan yang presisi dan cepat merupakan bagian penting dari regulator voltage swell. Beberapa metode deteksi tegangan yang telah didokumentasikan pada penggunaan berbagai macam skema kompensasi tegangan antara lain:
  • Metode rata-rata
  • Metode deteksi RMS (RMS detection method)
  • Metode deteksi dengan transformasi DQ
  • Metode deteksi puncak (peak detection method)
  • Menggunakan signal processing
Diantara metode-metode di atas, banyak pendekatan yang telah menggunakan transformasi DQ dengan kerangka acuan sinkron (synchronous reference frame) untuk mendeteksi adanya swell. Teknik pemrosesan sinyal seperti FFT (Fast Fourier Transformation) dan Wavelet Transformation dapat digunakan untuk mendeteksi voltage swell. Akan tetapi, untuk mendapatkan informasi besar tegangan yang akurat, FFT dapat memakan waktu sampai satu siklus frekuensi fundamental. Sedangkan penggunaan Wavelet Transformation, sekalipun dapat mendeteksi perubahan mendadak pada tegangan suplai, implementasi secarareal time menjadi sulit karena jumlah pemrosesan data yang besar. Metode transformasi DQ dan metode deteksi puncak dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Transformasi DQ untuk Deteksi Tegangan

Teori transformasi DQ telah banyak digunakan pada aplikasimotor drive selama beberapa tahun, dan teori ini kemudian diadaptasi untuk mendeteksi voltage swell. Nilai transformasi DQ dihitung dengan menggunakan persamaan (5), dimana nilai tiga fasa ditransformasikan ke nilai stasioner dua-sumbu menjadi Vdsdan Vqs. Kedua nilai ini kemudian ditransformasikan menjadi nilai dq pada kerangka rotasi

dimana θ adalah perbedaan sudut antara fase A dengan sumbu-q
Jika parameter tiga fasa seperti arus dan tegangan bernilai seimbang, nilai transformasi DQ akan menghasilkan nilai DC yang konstan. Dengan adanya pengubahan nilai AC tiga fasa menjadi nilai DC yang konstan menjadikan desain kontroler tegangan menjadi lebih mudah. Gambar 2.6 (kiri) menunjukkan tegangan tiga fasa dan hasil transformasi dq-nya (Gambar 2.6 kanan). Dari gambar, terlihat jelas bahwa sekalipun terjadi voltage swell, nilai pada sumbu-d tetap bernilai nol, dan komponen sumbu-q secara langsung mengindikasikan perubahan pada besarnya tegangan. Transformasi DQ menggunakan nilai sesaat yang menjadikan waktu deteksi menjadi lebih cepat dibandingkan dengan metode lain seperti metode deteksi RMS, metode puncak dan metode rata-rata.

Gambar 2.6. Hasil Transformasi DQ Tegangan Tiga Fasa Seimbang
Akan tetapi, untuk voltage swell yang tidak seimbang, metode transformasi DQ tidak menunjukkan adanya perubahan seketika pada nilai DC-nya. Nilai keluaran transformasi DQ mempunyai komponen ripple 100 / 120 Hz, yang merupakan dua kali nilai frekuensi sumber tegangan.
  1. Metode Deteksi Tegangan Puncak

Metode transformasi DQ memberikan waktu deteksi yang cepat untuk sistem tiga fasa yang seimbang. Akan tetapi, untuk mendapatkan komponen DC pada kerangka rotasi pada sistem yang tidak seimbang, komponen ripple 120 Hz perlu dihilangkan dengan menggunakan filter yang membuat respon deteksi menjadi lamban.
Untuk mengendalikan dan mendeteksi voltage swell, kompensator tegangan hanya membutuhkan nilai puncak tegangan input dan output. Oleh karena itu, metode sederhana yang disebut “peak detection method” digunakan. Jika transformasi DQ membutuhkan informasi ketiga fasanya, peak detection methodhanya membutuhkan nilai fasa tunggalnya. Low-pass filter dengan frekuensi cut-off yang dibutuhkan untuk mengeliminasi noisepengukuran dipasang pada rangkaian pengindera. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, penyaringan (filtering) pada transformasi DQ menyebabkan adanya detection delay. Dengan membandingkan waktu deteksinya, peak detection methodmempunyai waktu deteksi yang hampir sama dengan transformasi DQ yang mempunyai notch filter 120 Hz. Peak detection method diimplementasikan sebagaimana terlihat pada Gambar 10, dan persamaan XXX menunjukkan metode deteksi puncak ini

Gambar 2.7. Pengukuran Tegangan dengan Peak Detection Method

Proses pengukuran magnitudo puncak dapat dijelaskan sebagai berikut. Tegangan phase-to-neutral salah satu fasa diukur, dan nilai cosinus tegangan ini dicari dengan menggunakan phase shifter 90o. Dengan mengasumsikan frekuensi suplai bernilai tetap, nilai pergeseran 90o dapat dicari dengan menggunakan rangkaian digital atau dengan pemrosesan sinyal digital. Komponen sinus dan cosinus kemudian dikuadratkan dan dijumlahkan untuk mendapatkan Vm2. Dengan mendapatkan nilai akar dari Vm2, besarnya tegangan dapat ditemukan. Gambar 11 menunjukkan hasil pengukuran tegangan menggunakan peak detection method.

Gambar 2.8. Hasil Pengukuran Tegangan dengan Peak Detection Method
Share:

Tuesday, May 21, 2019

The OIDs for reading the port link status from Connexium Ethernet Switch TCSESM083F23F1 using SNMP Protocol in a MIB browser

The very first step is to install the correct MIB file in the MIB Browser.
We need to install the two files in the MIB Browser.

1.SchneiderTFE-V03-00.mib
2.SchneiderElectricSwitches_V02_00.mib.
Contact your local country Schneider Electric Customer Care Center to get this files.

The port status can be up(1), down (2).
The OID for reading the port status is read as below.
 Port x >>  oid=".1.3.6.1.2.1.2.2.1.8.x"

Where "x" denotes the number of port in the switch.

The LED status can for Power, Ring Manager, Standby, fault , Relay R1 and R2.
The OID for them are as below.

1. Power Supply P >> oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.1.0
2. Fault >>  oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.4.0
3. Ring Manager RM  >> oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.3.0"
4. Standby >> oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.2.0"
5. Relay R1 >> oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.5.0"
5. Relay R2 >> oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.6.0"


This XML file does not appear to have any style information associated with it. The document tree is shown below.
<SnmpSimulatorData>

<Instances>

<!-- ifOperStatus.8 -->

<Instance name="ifOperStatus.8" oid=".1.3.6.1.2.1.2.2.1.8.8" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ up (1) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- ifOperStatus.7 -->

<Instance name="ifOperStatus.7" oid=".1.3.6.1.2.1.2.2.1.8.7" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ down (2) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- ifOperStatus.6 -->

<Instance name="ifOperStatus.6" oid=".1.3.6.1.2.1.2.2.1.8.6" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ down (2) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- ifOperStatus.5 -->

<Instance name="ifOperStatus.5" oid=".1.3.6.1.2.1.2.2.1.8.5" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ down (2) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- ifOperStatus.4 -->

<Instance name="ifOperStatus.4" oid=".1.3.6.1.2.1.2.2.1.8.4" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ up (1) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- ifOperStatus.3 -->

<Instance name="ifOperStatus.3" oid=".1.3.6.1.2.1.2.2.1.8.3" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ down (2) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- ifOperStatus.2 -->

<Instance name="ifOperStatus.2" oid=".1.3.6.1.2.1.2.2.1.8.2" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ up (1) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- ifOperStatus.1 -->

<Instance name="ifOperStatus.1" oid=".1.3.6.1.2.1.2.2.1.8.1" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ down (2) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- saLEDTCSESMEPowerSupply.0 -->

<Instance name="saLEDTCSESMEPowerSupply.0" oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.1.0" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ green (2) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- saLEDTCSESMEStandby.0 -->

<Instance name="saLEDTCSESMEStandby.0" oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.2.0" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ off (1) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- saLEDTCSESMERedundancyManager.0 -->

<Instance name="saLEDTCSESMERedundancyManager.0" oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.3.0" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ off (1) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- saLEDTCSESMEFault.0 -->

<Instance name="saLEDTCSESMEFault.0" oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.4.0" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ off (1) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- saLEDTCSESMERelay2.0 -->

<Instance name="saLEDTCSESMERelay2.0" oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.6.0" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ off (1) ]]>
</Value>
</Instance>

<!-- saLEDTCSESMERelay1.0 -->

<Instance name="saLEDTCSESMERelay1.0" oid=".1.3.6.1.4.1.3833.1.1.14.1.1.35.3.5.0" valueType="Integer">

<Value>
<![CDATA[ yellow (3) ]]>
</Value>
</Instance>
</Instances>
</SnmpSimulatorData>
Share:

ONLINE SHOP : PRODUK AUTOMATION

ONLINE SHOP : PRODUK AUTOMATION
________CITAYAM AUTOMATION________

Followers

View

Translate